Rabu, 27 Januari 2010

Pengantar

Advokasi Penyadaran Bahaya Rokok: Bukan celaan ter adap individu tetapi pada sistem yang korup dan ketidakadilan sosial
*Siti Nurjanah


BERBAGAI bentuk penyadaran akan bahaya rokok telah dilakukan oleh Center for Religious and Community Studies (CeRCS). Bentuk penyadaran bahaya rokok melalui media, sosialisasi di kalangan masyarakat, dan LSM, hingga pada mengadvokasi pembentukan Peraturan Daerah KTR/KTM Surabaya dan mengawasi pelaksanaan Perda, terus kami lakukan. Hanya saja, upaya penyadaran tersebut masih tidak seberapa secara kuantitas dan kualitas dibanding dengan keagresifan industry rokok yang dengan berbagai cara terus menyebarkan pesan-pesan menyesatkan terkait dengan kebiasaan merokok. Karena itu pula, tidak heran bila menurut data WHO, Indonesia masih nangkring sebagai negara penghisap rokok terbesar kelima di dunia, setelah China, Amerika, Jepang dan Rusia. Bukan itu saja, upaya penyadaran kami pun tidak jarang masih sering dipandang dengan penuh prasangka oleh tidak sedikit kalangan masyarakat maupun kalangan LSM.Mengapa demikian? Disamping karena kekerdilan dalam kematangan pikir, masih banyak kalangan menanggapi advokasi perubahan norma sebagai celaan terhadap individu, bukan terhadap sistem yang menyimpang.

Di tengah kepenatan keadaan, sulit bagi masyarakat awam menghindari propaganda industry rokok yang selalu mengacung-acungkan deklarasi sebagai industry penyelamat krisis lapangan pekerjaan, penyetor dana terbesar di tingkat local maupun nasional, juga Santa kesiangan bagi banyak aparat keamanan maupun penguasa daerah setempat di lokasi operasi pabrik rokok. Yang tidak pernah dihitung adalah kerugian jangka panjang yang ditanggung negara secara ekonomi, ancaman rokok pada kualitas generasi muda, maupun ketimpangan keadilan-sosial yang diakibatkan oleh industri rokok.Upaya penyadaran itulah yang terus kami lakukan, salah satunya dengan acara peluncuran film dokumentari Pita Bita ini. Film ini kami harapkan setidaknya dapat menyentuh kesadaran kritis akan lingkaran setan yang membuat industry rokok terus bernafas dan mengeruk keuntungan.

Film dokumentari ini bermaksud menyiratkan fenomena lingkaran setan yang membalut pabrik rokok. Dana bagi hasil cukai adalah format legal yang digunakan pemerintah dan industry rokok untuk melanggar kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan pabrik rokok, atau pabrik barang yang dikenakan cukai.Tidak semua barang produksi dikenakan cukai. Lalu mengapa rokok dikenakan cukai? Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang dapat menyebabkan dampak negative pada pemakainya, diantaranya makanan dan minuman yang mengandung alcohol dan produk hasil olahan tembakau.

Karena rokok sudah ditegaskan dalam berbagai tes dan penelitian menyebabkan dampak buruk karena itu konsumsi, produksi dan distribusinya perlu diatur secara ketat. Pasal pengaturan dan kontrol inilah yang selalu dikorupsi, dimanipulasi, dan dipolitisasi, baik oleh industry rokok maupun oleh pabrik rokok.Untuk itu, kampanye kesadaran pada bahaya rokok sama sekali tidak diarahkan untuk mencela individu tetapi pada perbaikan sistem, transparansi dan perang terhadap korupsi. Itulah yang diungkap dalam film Pita Buta ini, penyingkapan pada sistem yang korup dan ketidakadilan terhadap para buruh pabrik rokok dan tranparansi pemanfaatan cukai.

Menurut catatan Kompas (11/10/09), kini pengguna rokok semakin muda usianya, peningkatan tertinggi perokok terjadi di kelompok remaja usia 15-19 tahun, yaitu dari 7 persen tahun 1995 menjadi 17 persen tahun 2004, naik 144 persen hanya dalam kurun 9 tahun. Setidaknya satuhal yang bisa kita sepakati dengan fenomena epidemik krokok di tanah air yaitu menyelamatkan anak-anak kita dari ketergantungan nikotin. Birokrat, produk perundangan, sistem kekuasaan-politik, dan kemiskinan bergengaman dalam mengambil peran membentuk lingkaran untuk saling menopang, memanfaatkan, dan menghisap. Melenyapkan lingkaran setan ini adalah cita-cita yang hampir mustahil untuk diraih. Namun tidak terlambat bila kita mulai dari sini, mencerahkan diri kita sendiri, keluarga, saudara, teman dan orang-orang yang kita cintai untuk membangun kekuatan menolak dihisap oleh mereka yang lebih kuat dari kita. []



*Penulis adalah Direktur CeRCS